Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Untuk kalian yang belum tahu atau lupa, divide et Impera yaitu satu taktik politis adu domba untuk memecah iris satu lokasi besar, sampai pada akhirnya terpecah jadi bagian-bagian kecil, untuk lalu lebih gampang dikuasai. Nah, dalam konteks ini beberapa orang yang masihlah memikirkan kalau beberapa 'penjajah dari Eropa' dengan liciknya memakai taktik divide et impera untuk memecah iris rakyat Indonesia. Asumsi bila siasat divide et impera kerap dipakai untuk memecah iris rakyat Indonesia yaitu salah sebab waktu itu belum ada rakyat Indonesia yang menyatu. Kita yang lahir sesudah keadaan politik di Indonesia serta dunia ini relatif stabil memanglah umumnya sulit untuk melihat kalau seratus th. waktu lalu, keadaan geopolitis didunia belum seperti saat ini. Terlebih 300 th. lantas saat VOC mulai menancapkan dampak perdagangannya di Kepulauan Nusantara. Waktu Golongan Kebiasaan serta Golongan Paderi sama-sama perang, apakah Belanda lakukan divide et impera? Jawabnya tak, ke-2 golongan itu memanglah terpecah sebelumnya Belanda lakukan intervensi untuk mengamankan asetasetnya di Sumatera Barat. Saat Bone menginginkan melepas diri dari 'penjajahan' Kesultanan Gowa, apakah Belanda lakukan siasat divide et impera? Lagilagi tak lantaran memanglah dua entitas kerajaan itu senantiasa bersitegang. Alihalih lakukan divide et impera, VOC serta Hindia Belanda lebih berbentuk sebagai katalis dalam semuanya perseteruan yang ada di Kepulauan Nusantara saat itu. Keberpihakan Belanda begitu memastikan pihak mana yang pada akhirnya menang perang. Belanda pernah lakukan siasat divide et impera sepanjang berkuasa di Nusantara tetapi cuma tiga barangkali, yakni : a. Pada saat membelah Kesultanan Mataram jadi 4 sisi, Kesultanan Yogyakarta, Kesunanan Surakarta, Puri Mangkunegaran, serta Puri Pakualaman, pada kesepakatan Giyanti, 13 Pebruari 1755. Ini dapat tak dapat disebut Belanda yang miliki kemauan. Beberapa pangeranpangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwana I) serta Sambernyawa (Sri Mangkunegara I) memanglah awalannya memberontak pada Sunan Pakubuwana III sebagai raja Mataram yang sah serta Sambernyawa tak pernah dilibatkan pada sistem pengaturan Kesepakatan Giyanti.
b. Pada saat Snouck Hurgronje memetakan pola sosiologis orang-orang Aceh, yang begitu bermanfaat buat memecah iris orang-orang Aceh serta ujungujungnya memenangkan perang Aceh serta Belanda tak menangmenang dan telah rugi banyak dengan cara finansial.
c. Pada saat pemerintahan Hindia Belanda keluarkan Undangundang Indische Staatsregeling (ISR) pada th. 1926. Pasal 163 dalam undangundang itu mengatakan kalau warga Hindia Belanda dibagi jadi tiga kelompok yaitu kelompok Eropa serta Jepang, kelompok Timur Asing, dan kelompok Bumiputera. Dasarnya kalau tak tiap-tiap aksi VOC serta Hindia Belanda sepanjang di Nusantara ini berbentuk divide et impera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar